SEPATU SPALDING MISTERIUS
Disore yang agak mendung ini, matahari agak malu-malu kucing menampakkan diri. Damas yang kala itu sedang ngupil dikelas dikagetkan oleh teriakan Thomas. “ A… AKh… Aww…. Wa…. ”teriak Thomas. Dengan cepat Damas berjalan tanpa sepatunya mencari Thomas. “Mas ! Ada apa ? kamu mengagetkan jantungku” kata Damas sambil setengah ngos-ngosan. “Damas aku nemuin itu” “itu apa?” Thomas pun menjawab “ Sepatu Spalding yang sudah aku impi-impikan,yang dipajang di eskalator di mall matahari!!! Eeh maksudku di etalase di mall matahari”. Damas menjawab dengan santai “Ya sudahlah ambil aja dulu, besokkan bisa dekembalikan dan kita juga gag tau siapa yang punya sepatu itu”.
Itulah awal cerita Damas dan Thomas. Damas adalah anak Pak Royjan. Ia seorang pebisnis sukses. Ia mempunyai 5 motor dan 3 mobil. Mereka memang keluarga yang berkecukupan sedangkan Thomas ia adalah anak miskin yang bertempat tinggal dipojok desa yang hampir dekat dengan sungai GEDHE yang biasanya untuk memancing warga sekitar. Ia sudah tidak mempunyai ayah. Ayahnya pergi keluar negeri dan sampai detik ini tak pernah kembali. Ia mempunyai seorang kakak perempuan yang bernama Christin. Christin adalah anak yang pandai dan pekerja keras, ia selalu membantu ibunya yang bekerja menjadi sales Tupperware. “Kak aku menemukan sepatu impianku ini di sekolah”. Christin menjawab dengan gagap “ Aaa.. pa?” Thomas meyakinkan kakaknya “Ia benar ini aku temukan kakak” dengan sinis Christin menjawab “Terus kakak harus bilang wow sambil nge follow semua orang di twitter gitu ?”. Mereka berdua pun saling tertawa terbahak-bahak hingga Thomas keluar air liurnya alias ngences.
Keesokan harinnya Damas menghampiri Thomas “Sebaiknnya kita harus menyelidiki siapa pemilik sepatu itu!”. Thomas menjawab dengan mantab “ia siap! Kita akan mencari tahu !”. Mereka berdua pun berjanji untuk bertemu lagi di jam pulang sekolah nanti.
Kriengg…kringgg… DUAR!!!. Seisi sekolah pun takjub dan keheranan. Semua murid keluar sekolah dan membawa tas,karena itu sudah bel pulang sekolah. “Tadi itu apa ya mas?” Tanya Damas “Setauku si itu bel meledak, mungkin ada kabel yang konslet”. Mereka berduapun pulang dan langsung kembali kesekolah lagi untuk menyelidiki siapa yang mempunyai sepatu itu. Mereka berdua duduk di semak-semak untuk melihat siapa yang berkegiatan di sore itu. Tiga jam sudah berlalu dan tak ada apapun atau seorangpun yang kesitu. Akhirnya mereka memutuskan untuk pulang kerumah masing-masing.
Hari yang cerah. Damas pun berjalan menuju kelasnya. Semua mata menuju kearah sepatu baru milik Damas. Mereka semua terkagum-kagum dan nyaris tertawa. Salah seorang teman Damas berkata “Dams sepatu kamu baru ya?” Damas menjawab dengan penuh gagahnya “Ia baru dong!! Bagus gaul cool maco dan enggak alay kan?” teman Damas menjawab dengan nada pelan “Ia ia tapi yang terakhir tidak!” Damas menjawab “Yang terakhir mana?” teman Damas menjawab “Sepatumu Alay banget !! Masa harga dan merk nya belum dilepas tuh!!Pengen pamer kok gitu carannya”. Muka Damas langsung terlihat hitam kemerahan dan putih pucat bercampur, senyuman khasnya berubah menjadi kebingungan hingga mulutnya berbentuk ‘Oooo’. Dengan secepat mata memandang, Damas langsung lari dan melepas sepatunnya lalu masuk kekelas. “Huh hampir saja, bisa malu banget ni aku kalo ketahuan temen-temen” syukur Damas. Tapi penderitaan Damas belum berakhir dia salah masuk kelas. Ia malah masuk kekelasnya Thomas. “Thomas please jangan ledek aku!” pinta Damas sambil raut muka Damas nyaris-nyaris imut “Enggak kok gag akan aku ledek, Eh itu sepatu barumu?” Tanya Thomas “Ia hehe, aku beli lagi karena setelah di cek,sepatuku ada yang hilang, jadi aku dibeliin yang baru ni” Thomas pun bertanya “Emang apa merk sepatumu yang hilang?. Damas menjawab “Spalding”. JRENG JRENG JRENG Thomas pun kaget “Itu kan yang kita temukan beberapa hari yang lalu,itu milikmu! Kenapa kamu bisa lupa?” Damas menjawab dengan raut muka mendramatisir “Apa hiya?Aku lupa. Sejujurnya aku mengidap penyakit alzaimer”. Thomas pun berteriak terkaget-kaget “Jadi kamu lupa setiap hal secara perlahan ? Hah!!”. “Ia betul” jawab Damas dengan lembut.
Mereka berdua pun saling berpelukan. Damas berkata”Kenapa kita berpelukan gini?” Thomas menjawab “ Aku juga tidak tau, Ayo lepasin dong”,Thomas bertanya “lalu bagaimana nasib sepatu ini?” Damas menjawab “Buat kamu saja, kan aku sudah punya yang baru haha”. Thomas langsung bersujud syukur. Sepatu yang diimpikannya sudah ada di genggaman tangannya. Thomas pun hampir saja menangis,pingsan dan juga ingin memeluk temannya itu, yaitu Damas. Tetapi Damas malah sedang sibuk mencopot merk dan harga sepatu barunya yang masih tertempel. Jadi ia hanya bisa memeluk sepatu pemberian temannya yang mengidap penyakit alzaimer itu. “ Aku sepertinya harus sangat berterimakasih kepadamu Dams” kata Thomas “haha gag harus kok. Kamu cukup bilang WOW aja” jawab Damas. Semua siswa dikelas itupun tertawa terbahak-bahak. Thomas sangat bersyukur sepatu yang diinginkannya selama ini ia dapatkan dari pemberian temannya sendiri. Itulah fungsi teman. Saling tolong-menolong dan bekerja sama. “ Dams terimakasih sekali ya..” Damas menjawab dengan raut muka bingung “Emm makasih buat apa? Dan siapa kamu ini?”, Semua siswa di kelas itu pun tertawa terbahak-bahak hingga ada yang sampai batuk-batuk, padahal sebenarnya Damas memang benar-benar lupa hal yang terjadi beberapa saat yang lalu karena penyakit yang dideritannya yaitu alzaimer.Trimakasih
TAMAT
