Nama : Damasta Satria Wibawa
No/Kelas : 09/ X-Sains 3
Sejarah Pembentukan
Bumi, Tata Surya dan Jagad Raya
A.
PROSES PEMBENTUKAN BUMI
1. Teori Apungan
Benua (Continental Drift)
Dikemukakan oleh Alfred Wegener(1910). Wegener berpendapat bahwa 225 juta tahun yang lalu di
Bumi hanya terdapat satu benua yaitu Pangea. Dengan adanya tenaga tektonik
bumi, pangea terpisah menjadi dua benua, Laurasia di utara dan Gondwana di
selatan. Dua benua tersebut dipisahkan oleh suatu lautan besar yaitu Tethys. Kedua
benua tersebut terus bergerak sehingga membentuk benua-benua seperti sekarang.
Teori apungan benua didukung oleh bukti sebagai berikut:
a.
Pantai di bagian timur Amerika Selatan dan pantai barat Afrika terlihat
memiliki potongan yang cocok satu sama lain.
b.
Batuan yang terdapat di Amerika Selatan dan di Afrika memiliki jenis dan umur
batuan yang sama.
c.
Struktur batuan induk di tepi lautan Atlantik di Afrika, Amerika Utara, dan
Eropa memiliki potongan dengan bentuk yang cocok satu sama lain.
2. Teori Lempeng
Tektonik (Plate Tectonic)
Muncul pada tahun 1960-an yang merupakan lanjutan dari teori
apungan benua. Dalam teori ini dijelaskan bahwa permukaan bumi terbentuk oleh
kerak benua dan kerak samudera serta lapisan batuan teratas dari mantel bumi.
Semua lapisan ini disebut lithosfer. Dibawah lapisan oini terdapat lapisan
batuan cair yang disebut astenosfer. Suhu dan tekanan astenosfer sangat tinggi
sehingga batuan pada lapisan ini dapat bergerak seperti cairan. Pergerakan
astenosfer ini mengakibatkan lapisan diatasnya, lithosfer, ikut bergerak.
Adanya pergerakan-pergerakan lithosfer ini mengakibatkan terbentuknya permukaan
bumi seperti sekarang.
B.
PROSES PEMBENTUKAN TATA SURYA
1. Teori Kabut
atau Nebula (Kant-Laplace)
Tata surya terbentuk dari sebuah nebula atau kabut besar dan
hampir bulat yang berotasi dengan kecepatan sangat lambat sehingga menyebabkan
penyusutan dan membentuk sebuah cakram di bagian tengahnya. Penyusutan
berlanjut hingga terbentuk Matahari di bagian pusat cakram. Cakram berotasi
lebih cepat sehingga bagian tepi-tepi cakram terlepas membentuk gelang-gelang
bahan yang kemudian memadat menjadi planet-planet yang berevolusi mengitari
Matahari.
2. Teori
Planetesimal (T.C.Chamberlain dan FR.Moulton)
Dalam teori ini dijelaskan bahwa Matahari telah ada sebagai
salah satu bintang. Suatu ketika sebuah bintang berpapasan dengan Matahari
dengan jarak yang tak terlalu jauh sehingga terjadi tarik menarik pada
permukaan Matahari maupun bintang tersebut. Akibatnya sebagian massa Matahari
tertarik ke arah bintang. Pada waktu bintang tersebut menjauh, sebagian dari
massa Matahari jatuh lagi ke permukaan Matahari dan sebagian lagi terhambur di
luar angkasa di sekitar Matahari. Hal ini dinamakan planetesimal, dimana massa
yang terhambur tersebut menjadi planet-planet yang beredar mengelilingi
Matahari.
3. Teori Pasang
Surut (Sir James Jeans dan Harold Jeffreys)
Tata surya terbentuk oleh efek pasang gas-gas Matahari
akibat gaya gravitasi bintang besar yang melintasi Matahari. Gas-gas tersebut
terlepas dan mengelilingi Matahari, kemudian berubah menjadi bola-bola cair
yang mendingin secara perlahan dan membentuk lapisan keras menjadi
planet-planet dan satelit.
4. Teori Proto
Planet (Carl Von Weizsacker dan
disempurnakan oleh Gerard P. Kuiper)
Tata
surya terbentuk dari gumpalan awan gas yang jumlahnya sangat banyak. Suatu
gumpalan mengalami pemampatan dan menarik partikel-partikel debu membentuk
gumpalan bola. Pada saat itulah terjadi pilinan yang membuat gumpalan bola menjadi
pipih meyerupai cakram. Karena bagian tengahnya berpilin lambat mengakibatkan
terjadi tekanan yang menimbulkan panas dan cahaya sehingga terbentuk Matahari.
Bagiana tepi cakram berpilin cepat sehingga terpecah menjadi gumpalan yang
lebih kecil. Gumpalan tersebut membeku menjadi planet dan satelit.
C. PROSES PEMBENTUKAN JAGAD
RAYA
1. Teori Keadaan
Tetap (Fred Hoyle, Herman Bondi, dan Thomas Gold)
Alam semesta tidak berawal dan berakhir karena alam semesta
selalu memuai dengan laju tetap dan materi baru terus menerus tercipta.
Akibatnya dalam ruang tertentu selalu dipadati oleh materi yang berjumlah
tetap. Agar alam semesta selalu dalam keadaan tetap, perlu diciptakan bahan
baru secara berkesinambungan yang menimbulkan tekanan dan memaksa semesta
memuai secara terus menerus. Bahan baru tersebut selanjutnya memadat menjadi
galaksi untuk mengisi kekosongan yang timbul karena pemuaian.
2. Teori Ledakan
Besar (George Gamow)
Alam semesta bermula dari ledakan dahsyat (Big Bang) dan galaksi meluas tanpa batas
seperti bola raksasa yang sangat padat. Bola raksasa ini terdiri dari neutron
dan tenaga pancaran yang disebut ‘ylem (diucapkan ‘ailem’). Sekitar 18 milyar
tahun yang lalu ylem meledak dengan dahsyat. Bola mengembang sehingga berkurang
kepadatannya dan temperaturnya turun dari milyaran derajat hingga jutaan
derajat. Pada temperatur sekitar 60 juta derajat semua neutron berubah menjadi
proton dan elektron. Bersamaan temperatur yang menurun, terbentuklah semua
unsur yang ada di alam sekarang ini. Pada suhu sekitar 300 derajat, semua unsur
berubah menjadi gas yang menjadi awal dari sebuah galaksi.
D.
TATA SURYA DAN JAGAD RAYA
Tata surya merupakan susunan benda langit yang terdiri dari
sebuah bintang yang disebut Matahari dan semua objek yang mengelilinginya,
meliputi planet, komet, meteor, asteroid, satelit, dan sebagainya. Tata surya
hanyalah satu dari jutaan bintang yang tergabung dalam kelompok bintang yang
disebut galaksi.
1. Planet
Merupakan anggota terpenting dalam tata surya. Planet artinya
pengembara atau selalu bergerak, seolah-olah menjelajahi langit dari satu
kelompok bintang ke kelompok bintang yang lain. Cahaya planet bersumber dari
pantulan cahaya Matahari yaitu Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus,
Uranus dan Neptunus. Planet dapat dikelompokkan berdasarkan:
a. Jarak ke
Matahari
1) Asteroid sebagai
pembatas
a) Planet dalam
Planet yang orbitnya di sebelah dalam lintasan asteroid
yaitu Merkurius, Venus, Bumi dan Mars.
b) Planet luar
Planet yang orbitnya di sebelah luar lintasan asteroid yaitu
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
2) Bumi sebagai pembatas
1) Planet Inferior
Planet yang orbitnya berada di dalam orbit Bumi, yaitu
Merkurius dan Venus.
2) Planet Superior
Planet yang orbitnya berada di luar orbit Bumi yaitu Mars,
Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
b. Komposisi bahan
penyusun (massa)
1) Planet Terestrial
Planet-planet yang komposisi penyusunnya adalah batuan.
Terdiri dari Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars.
2) Planet Jovian
Planet-planet yang berukuran besar, komposisinya adalah es
dan hidrogen. Terdiri dari Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.
Rotasi dan Revolusi Bumi
Rotasi Bumi adalah perputaran Bumi pada
porosnya. Satu putaran memerlukan waktu 23 jam 56 menit (dibulatkan 24 jam).
Rotasi Bumi terjadi dari barat ke timur dengan kecepatan rotasi yang tidak
sama, di equator bergerak dngan cepat namun semakin ke kutub semakin lambat.
Rotasi Bumi menyebabkan:
a. Pergantian
siang dan malam
b. Peredaran semu
benda-benda langit
c. Perbedaab waktu
d. Bentuk Bumi agak
tumpul (pepat Bumi)
e. Penyimpangan
arah angin.
Revolusi Bumi adalah peredaran Bumi mengelilingi
Matahari yang memerlukan waktu selama satu tahun (365 1/3 hari). Sesuai dengan
hukum Kepler, lintasan peredaran Bumi mengelilingi Matahari berbentuk elips dan
bidang lintasannya dinamakan ekliptika. Para ilmuwan telah membuktikan bahwa
Bumi melakukan revolusi dengan kecepatan cahaya dan paralaks bintang. Gejala
alam akibat revolusi:
a. Pergantian
musim
b. Peredaran semu
tahunan Matahari
c. Paralaks
bintang
d. Perbedaan panjang
siang dan malam.
2. Galaksi
Galaksi adalah sistem perbintangan yang sangat besar,
terdiri dari bintang-bintang dan materi antar bintang. Biasanya galaksi terdiri
dari milyaran bintang dengan massa antara beberapa juta sampai beberapa triliun
kali dari Matahari. Kita berada dalam galaksi Bimasakti atau Milky Way (atau
Jalur Susu - karena galaksi Bimasakti terlihat putih dan seperti aliran susu).
Berdiameter 100.000 tahun cahaya dan Matahari adalah salah satu dari sekitar
100 miliar bintang yang terdapat di dalamnya.
Ciri-ciri galaksi:
a. Galaksi
memiliki cahaya sendiri, bukan pantulan.
b. Galaksi-galaksi
lain dapat terlihat berada di luar galaksi Bimasakti.
c. Jarak antar
galaksi jutaan tahun cahaya.
d. Galaksi memiliki
bentuk tertentu.
Bentuk Galaksi
Huble mengklasifikasikan bentk galaksi
dalam tiga bentuk utama,
1) Bentuk spiral
-
Populasinya 80% dari seluruh galaksi
-
Memiliki struktur teratur
-
Selubung bulat dan piringan dengan lengan spiral mengelilingi equator
-
Variasi galaksi spiral adalah spiral berbatang.
-
Contoh: galaksi Bimasakti dan Andromeda.
2) Bentuk elips
-
Tidak ada struktur
-
Warna merah dan oranye (bintang tua)
-
Tak ada gas dan debu.
-
Contoh: galaksi Sculptor dan Fornaks.
3) Bentuk tak beraturan
-
Massa galaksi rendah dengan bindel bintang muda
-
Saling berinteraksi atau menggabungkan
-
Contoh: galaksi Magellan Besar dan Magellan Kecil.
Sumber : geosfer07.blogspot.com
damastashare.blogspot.com