Tuesday 11 February 2014

Sakit Bukanlah Saat Kamu Tinggalkan Aku Tapi Sakit Adalah Saat Kamu Khianati Aku



Sakit Bukanlah Saat Kamu Tinggalkan Aku Tapi Sakit Adalah Saat Kamu Khianati Aku

Hari menunjukkan pukul 12.00 WIB, Matahari yang makin teriknya membakar kulit Damasta yang sedang mendapat hukuman untuk hormat di depan tiang bendera hingga jam pulang sekolah. “Gilak panas banget” bicara dalam hati. Tak tau mengapa Damasta tiba-tiba jatuh. Banyak siswa yang langsung lari untuk membawanya ke UKS. Damasta tak sadarkan diri kira-kira setengah jam. “Dimana sekarang aku? Fen? Fendi kan? Dimana aku Pen?” Tanya Damasta, “UKS Dam, tadi kamu gag sadarkan diri, emang kamu tadi kenapa bisa-bisanya dapat hukuman begituan?”. Damastapun menjelaskan masalahnya pada Fendi, bahwa dia dihukum karena terlambat masuk sekolah, ia terlambat masuk sekolah dikarenakan akan membeli setangkai bunga mawar merah untuk pacarnya. Tapi apa daya ia masih kelas X SMA , ia belum diperbolehkan membawa kendaraan bermotor. Ia pun naik angkutan umum  untuk mencari-cari bunga tersebut. Bukannya sesegera dapat malahan semua toko hanya menjual bunga imitasi. “Jadi begitu ya Dam, mungkin kamu harus berjuang lagi. Pacarmu juga pasti akan ngertiin. Yok udah masuk ke kelas udah hampir bel pulang nih”. Mereka berduapun bersama-sama pulang ke kelas.
Hari-haripun terus berlalu, Damasta kelihatan murung. Fendi dan Jodi yang kebetulan lewat menghampiri Damasta. “Kenapa lagi kamu Wib? Selalu aja kamu galau-galau dan galau” Tanya Jodi ke Damasta. “Iya, gini….” Damasta pun bercerita bahwa dia sebenarnya sudah merekam beberapa video menyanyinya dengan bergitar  dan sudah akan di burn, tetapi saat dia menyanyi langsung ke pacarnya untuk mengetes apa dia suka, ternyata pacarnya tidak suka dan berkata bahwa suaranya fals, apalagi setiap Damasta menyanyi pasti akan diperintah untuk diam. Walau Damasta diperlakukan seperti itu ia tetap menghargai perintah pacarnya, saat pacarnya bernyanyi, dengan ikhlas dan tulus Damasta mendengarnya tanpa banyak berkeluh kesah, tapi apa daya pacarnya tak suka akan suaranya. Ia akhirnya mengurungkan niatnya untuk memberikan video-video tersebut.
Hujan sedih tak begitu saja berlalu, mengumpulkan uang sedikit demi sedikit. Ia menabung untuk keperluannya membuat surprise dihari ulang tahun pacarnya di Agustus nanti. Damasta ingin memberikan hadiah yang pasti tidak akan pacarnya lupakan, ternyata pacar Damasta sudah akan dibelikan barangnya oleh orang tuanya, untuk kesekian kalinya ia gagal untuk memberi kejutan untuk kekasih hatinya. Kali ini pacar Damasta selalu meminta barang yang ia inginkan. Dengan senang hati ia pun membelikannya untuk pacarnya selagi ia mampu. Walau mungkin harganya murah-murah atau kurang mengenang tapi Damasta tetap berkorban. Uang sakunya selama 1 minggu habis karena untuk menambah uang untuk membeli sesuatu untuknya. Habis-habis dan berkurang. Damasta tau jika pengorbanannya itu tidak akan sia-sia. Ia selalu berdoa-berdoa dan berdoa agar diberikan yang terbaik.
Tetapi masalah tak kunjung siuman, kembali memanas dan hingga Damasta tak kuat untuk berkata “Kita Putus!”. Dari saat itulah mereka terus bercek-cok Damasta selalu salah dan Pacarnya pun selalu salah. Tidak ada yang ingin damai atau bagaimana. Hingga tiba saatnya ketika Pacarnya yang sudah jadi mantan Damasta, pulang Les malam minggu dan bersama lelaki lain makan bersama. Walau hanya makan bersama sebagai seseorang yang masih cinta sekali dengannya tetap merasakan sakit yang teramat, walau begitu mantannya tetap tidak mau merubah sikap ataupun berusaha. Selalu saja. Lelaki itu juga padahal punya pacar, atau memang mereka begitu atau bagaimana, yang penting MANTANKU UDAH KETERLALUAN! KURANG APA AKU UNTUK DIA! GAG TAU PENGORBANANKU BUAT DIA! TAUNYA CUMA PENGORBANAN ORANG LAIN! SAKIT SAAT DI GINIIN APAKAH AKU TEGA BUAT KAMU GINI! AKU MASIH MIKIR PERASAAN PEREMPUAN YANG AKU SAYANGI PASTI AKAN SAKIT JIKA AKU BERBUAT BEGITU! TAPI APA! DENGAN MUDAH KAMU GITU! SAKIT! Saat kamu tau ini, kamu akan merasa bahwa aku emosional tapi apa? Aku gag curhat dengan siapapun. Tapi aku curhat dengan selembar kertas dan sepucuk pena yang tertetes air mata penghianatan.Kamu pasti akan nyesel dan terbayang baying akan kesalahanmu yang sangat bodoh itu.

0 comments:

Post a Comment